Holla !

Merasakan sesuatu ?deg-degan?atau mungkin merasa terkejut melihat pipi saya? WARNING ! wabah pipi tomat merah jambu akan bereaksi selama 10 detik,efeknya adalah lo bakal senyum-senyum sendiri dan bahkan menuduh gue cantik badai,ini adalah syndrome menular(?),gunakan masker pipi sebelum membaca blog saya.Terimakasih atas perhatiannya ! hihi

Jumat, 14 Desember 2012

Menikmati Masa-masa Break dengan [Mantan Sementara] Pacar

Break <- kata yang dulunya ngga masuk dalam kamus percintaan Anggi. Anggi pikir ya BREAK sama saja dengan PUTUS. Ngapain harus break kalau memang masih cinta? Anggi pikir beberapa orang juga punya pikiran yang sama dengan Anggi. Hal inilah yang akhirnya ngebuat beberapa orang tetap mempertahankan satu hubungan meski ada beberapa masalah, sedangkan yang lainnya menganggap bahwa ketika 'badai yang menyerang' terlalu berat maka pilihan yang paling tepat dan tidak membebani adalah PUTUS saja! Anggi pikir apapun pilihannya - itu tergantung pada kesanggupan kita masing-masing dan tentunya memang atas dasar pemikiran yang matang yah. Especially buat kamu yang memang menganggap bahwa pacaran itu bukan hanya just for fun!
Tapi sebelumnya, apa sih sebenarnya break dalam berpacaran itu? Yang pasti BREAK BERBEDA DENGAN PUTUS. Break bisa dikatakan sebagai masa vakum sama pacar. Ya, dalam berpacaran pun ada masa-masa untuk saling ‘mengistirahatkan dan menjalani kehidupan sendiri-sendiri’, terlebih lagi mungkin karena ada selisih paham di antara keduanya. Lama-kelamaan Anggi berpikir break baik juga sih karena di sini kita bisa saling intospeksi diri agar ke depannya menjadi lebih baik lagi – daripada langsung bilang putus.


Menurut Anngiyas ada beberapa kategori break berdasarkan alasannya:
  • Break karena keputusan bersama
  • Break karena keputusan sepihak
  • Break karena keadaan

…dan agak sedikit naas Anggi harus mengalami break sama pacar karena kategori ketiga – keadaan :’). Aneh? Back to topic, biasanya break terjadi karena ada permasalahan tertentu yang tidak bisa diselesaikan secara cepat dan tidak kunjung mencapai titik temu, namun jika langsung bilang putus – hati ya tetep aja merana mengatakan belum sanggup untuk berpisah dari si dia. Apapun alasannya yang ngebuat kamu (dan Anggi) harus break dalam pacaran, terima dan JALANI aja dah. Jangan pernah goyah dan berubah-ubah pikiran serta seperti ngga punya pendirian. Ingat beberapa hal berikut ini tentang break sama pacar:

1. Masa untuk berpikir

Dengan break dalam pacaran, Anggi ngerasa di waktu-waktu ini biasanya pandangan kita lebih jernih dan objektif. Deket dengan pacar itu, apalagi pacar bikin sesuatu yang ‘so sweet’ (khususnya buat yang cewe-cewe) – langsung de lupa dengan beberapa kekurangan dan kesalahan si dia. Nah, dengan masa ini, kita bisa berpikir tentang plus minus pacar dan apa alasan yang bikin kita harus melanjutkan jalinan percintaan ini ataukah mengakhirinya.

2. Waktunya untuk semakin memperbaiki diri dan show-off

Ketika pacaran kita cenderung merasa bahwa ‘dia harus dan pasti akan menerima kita apa adanya’, nah dengan menjadi ‘sendirian’ merupakan kesempatan untuk kita introspeksi diri sendiri juga. Dengan break dalam pacaran, kita ya ibaratnya seperti single lagi – yang harus menarik perhatian si dia. Ya, kita harus tunjukkan bahwa kita juga mandiri dan bisa semakin baik walau tidak ada dia. Bukan bales dendam kepadanya tapi sebagai pembuktian bahwa kita memang mencintainya. See? *hmm.. bingung juga jelasinnya*

3. Bukan berarti tiap ada masalah harus break

Yap! Karena break ngga sama dengan putus melainkan merupakan masa vakum untuk memikirkan soal hubungan masing-masing, bukan berarti kita bisa suka-suka hati bilang break ketika ada masalah. Itu mah namanya putus-nyambung. Itu ngga banget yah! So, Anggi pikir ngga ada yang namanya break sampe berulang-ulang-ulang kali. Ya, kalau ngga cocok dan ngga bisa mempertahankan hubungan lagi, putus saja! Soal move-on ya harus berusaha dong, ah.

4. Flirting is a big no no

Inget ya sekali lagi BREAK BUKAN PUTUS, jadi jangan coba-coba untuk flirting ke orang lain dan menganggap bahwa dirimu sudah single. Kalau putus bilang putus, kalau break ya harus jalani. Ngga mau kan dibilang selingkuh? Kalau flirting dengan orang lain ketika break alias belum putus secara sah, itu jadi catatan hitam buat kita.

5. Tidak saling menghubungi

Sulit? Pasti iya. #HariTanpaDia ya harus dijalani. Ngga ada yang namanya SMS, telpon apalagi ketemuan seperti biasanya. Awal-awal sih sulit tapi lama-kelamaan kamu bakal jadi mandiri kok. Hal ini juga ngebuat kita makin dewasa, seperti poin ke-2 yang Anggi sebutin kita makin dewasa dan lebih objektif. Terlebih lagi buat kamu dan pacar yang sering bertengkar sebelum introspeksi diri masing-masing sebaiknya jangan saling menghubungi deh, nanti yang ada hanya bertengkar mulu ngga kelar-kelar masalahnya.
Kalau kita sukses melewati masa-masa break dalam pacaran ini apapun penyebab break tersebut apakah karena persetujuan atau terpaksa, DUA JEMPOL dah buatmu! Apapun keputusannya nanti itu bergantung pada kesiapan masing-masing. Yang penting kita sudah menunjukkan dewasa berpikir karena tidak cepat-cepat untuk memutuskan sesuatu.

1 komentar:

  1. terlalu lama bertahan karna sifatnya, ada dimana aku menghadapi titik leleah dan sekarang cuma minta dia berubah, dan dia bilang gak tau harus apa yang berubah dan dia kasih option break ke aku. fair kah itu ?

    BalasHapus

Respon dari yang udah baca Entri Anggi diatas !